- Profil Nisa An Nashr, Istri Dokter Tirta yang Ternyata Mantan Istri Vokalis The Sigit
- Pelaku Pakai Kacamata Pintar Meta Rencanakan Serangan di New Orleans
- Prabowo 10 Pemimpin Dunia Berpengaruh sampai Israel Batasi Bantuan
- Hanoi Vietnam Jadi Kota dengan Polusi Paling Parah di Dunia
- A Shop for Killers Dikabarkan Siap Syuting Musim Kedua Tahun Ini, Disney Plus Angkat Suara
- Adegan Favorit Chae Soo Bin - Yoo Yeon Seok di Drakor When the Phone Rings, Terasa Emosinya
- Rekomendasi 7 Drakor Anyar Tayang Januari 2025, Termasuk When the Stars Gossip
- Demi Timnas Indonesia, Konser Dewa 19 di GBK Mundur
- Jawab Menpora Dito soal Nasib Shin Tae-yong di Timnas
- Rusia Bersumpah Lakukan Pembalasan Usai Tembak Jatuh 8 Rudal Buatan AS
Banyak Gereja yang Tampung Pengungsi Muslim Palestina
GAZA - Agresi Israel di Gaza meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina. Tidak hanya kehilangan nyawa, warga Palestina yang selamat harus tega melihat rumah mereka porak poranda dihancurkan Israel.
Penduduk Palestina pun saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan sementara. Salah satu tempat penampungan yang ada di Gaza adalah sebuah gereja Orthodoks Yunani, Santo Porphyrius.
Gereja ini menampung hampir 1.000 pengungsi Palestina yang mayoritas bergama Islam. Tidak hanya menyediakan tempat tinggal, Gereja Santo Porphyrius turut memberikan makanan, minuman, selimut, tempat duduk, mainan dan bahkan halaman belakang yang biasa digunakan bocah Palestina bermain sepak bola.
"Kami membuka gereja untuk menolong warga, ini sudah menjadi tugas gereja dan kami akan membantu mereka sekuat tenaga," sebut salah satu pengurus gereja, Archbishop Alexios, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (23/7/2014).
"Awalnya ada 600 warga dan sekarang sudah ribuan, kebanyakan dari mereka adalah peremupuan, anak-anak dan orang tua yang kondisinya lemah," tambah dia.
Gereja Santo Porphyrius memang bukan tempat yang paling aman bagi pengungsi Palestina. Pasalnya, tidak lama setelah para pengungsi berdatangan, roket dari Israel menerjang daerah dekat gereja tersebut.
Namun hal ini dapat menjadi bukti bagaimana agresi Israel tidak meruntuhkan semangat warga Palestina untuk tetap bersatu dan saling membantu tanpa memandang ras, etnis atau agama.
Sekedar informasi, warga Kristen Palestina merupakan penduduk minoritas. Jumlah mereka hanya sekitar 1.400 jiwa.